Jumat, 29 Juni 2012

Cerita Lucu Anggota DPR RI

Ada orang desa yang terpilih menjadi anggota DPR RI. Orang tersebut mendatangi seorang Kyai dikampungya dengan mobil mewah dan disertai dengan supir serta ajudannya.

Anggota DPR RI : Pak Kyai, hemat mana saya dengan pak lurah?
Pak Kyai : Yaa jelas hebatan anggota DPR RI, gaji 1 banding 1000
Anggota DPR RI : (Tersenyum bangga lalu bertanya) Kalau dengan Bupati pak Kyai?
Pak Kyai : Yaa masih hebat DPR RI, punya kewenangan menentukan anggaran
Anggota DPR RI : Kalau dengan menteri Kyai?
Pak Kyai : Yaa.. masih hebatan DPR RI, menteri takut dengan DPR RI
Anggota DPR RI : (Tersenyum sambil berkata) Betul..Betul.. Kalau dengan presiden, Kyai?
Pak Kyai : Yaa.. masih heba DPR RI, presiden juga takut sama DPR RI
Anggota DPR RI : Lha, kalau dengan Nabi, gimana pak Kyai?
Pak Kyai : (Terdiam sejenak sambil berfikir, lalu berkata) Yaa.. masih hebat DPR RI
Anggota DPR RI : Kok bisa? pak Kyai ada-ada saja
Pak Kyai : Nabi masih takut sama Tuhan! Kalau DRP RI sudah nggak takut lagi sama Tuhan!!!

Jumat, 16 Maret 2012

Cerita yang Menginspirasi


SAYA INGIN MATI SAJA

SEMOGA CERITA INI MENGINSPIRASI ANDA SEMUA.....
Seorang pria setengah baya mendatangi seorang guru, “Guru, saya sudah bosan hidup. Sudah jenuh betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yg saya lakukan sll berantakan. Saya ingin mati.”
Sang Guru tersenyum, “Oh, kamu sakit.”
“Tdk Guru, saya tdk sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati.”
Seolah-olah tdk mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan, “Kamu sakit. Dan penyakitmu itu sebutannya, ‘Alergi Hidup’. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan. Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku.”
“Tdk Guru… Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup.” Tolak pria itu
“Jd kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?”
“Ya, memang saya sudah bosan hidup.”
“Baik, besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini. Setengah diminum malam ini, setengah lagi besok sore jam enam, dan jam delapan malam kau akan mati dengan tenang.”
Giliran dia menjadi bingung. Setiap Guru yang ia datangi selama ini selalu berupaya utk memberikannya semangat untuk hidup. Yang satu ini aneh. Ia bahkan menawarkan racun. Tetapi, krn ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dgn senang hati.
Pulang kerumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun tsb. Dan, ia merasakan ketenangan sebagaimana tdk pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai! Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati… terbebaskan dari segala macam masalah.
Malam itu, ia memutuskan utk makan malam bersama keluarga di restoran masakan Jepang. Sesuatu yg sudah tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Pikir-pikir malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya santai banget! Sebelum tidur, ia mencium bibir istrinya dan membisiki di kupingnya, “Sayang, aku mencintaimu.” Karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!
Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda utk melakukan jln pagi. Pulang kerumah setengah jam kemudian, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu utk dirinya, satu lagi utk istrinya. Krn pagi itu adl pagi terakhir,ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali, “Mas, apa yg terjadi hari ini? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku, mas.”
Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dgn setiap orang. Stafnya pun bingung, “Hari ini, Bos kita kok aneh ya?”
Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mrk pun menjadi lembut. Karena itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan apresiatif terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.
Pulang kerumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, “Mas, sekali lagi aku minta maaf, kalau slm ini aku sll merepotkan kamu.” Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, “Ayah, maafkan kami semua. Slm ini ayah selalu stres krn perilaku kami semua.”
Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup mjd sgt indah. Ia membatalkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dgn setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya?
” Ya Tuhan, apakah maut akan datang kepadaku. Tundalah kematian itu ya Tuhan. Aku takut sekali jika aku hrs meninggalkan dunia ini ”.
Ia pun buru-buru mendatangi sang Guru yang telah memberi racun kpdnya. Sesampainya dirumah Guru tersebut, pria itu mengatakan bahwa ia akan membatalkan kematiannya. Krn ia takut sekali jika ia harus kembali kehilangan semua hal yang telah membuat dia mjd hidup kembali.
Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi, sang Guru berkata “Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh, Apa bila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dpt menjemputmu kpn saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jln menuju ketenangan.”
Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Ah, indahnya dunia ini…
Ini ada kata mutiara atau kata bijak dari saya : “Hiduplah seolah-olah kamu akan mati esok, Belajarlah seolah-olah kamu hidup selamanya”
Buat yang masih suka menunda-nunda, apakah jadinya kalau besok hari meninggal?
Buat yang merasa hidupnya jenuh, itu bukan hidup yang jenuh, bersyukurlah dan berbuatlah lebih banyak kebaikan pada orang lain, maka hidup akan terasa jauh lebih bersinar

Sabtu, 10 Maret 2012

SEKILAS INFO


MISTERI lubang hitam yang bertebaran di angkasa

lepas dikatakan menyamai konsep kejadian aneh yang terjadi di Segitiga Bermuda, apabila kapal atau kapal terbang yang melintasi kawasan perairan itu raib secara tiba-tiba.
Bagaimanapun, lubang hitam seumpama lubang gergasi, ukurannya lebih luas daripada matahari serta langit di angkasa menyedot apa saja yang mendekatinya termasuk planet. Malah kekuatan tarikannya menyebabkan cahaya yang tidak memilik kekuatan juga tidak mampu melepaskan diri.
Misteri yang menyelubungi kejadian lubang hitam itu bagaimanapun hanya mampu dikaji dari jauh lantaran kemampuan sains dan teknologi manusia nyata masih belum mampu membawa mereka menghampiri lubangitu.
Menggunakan teleskop dan pengamatan terhadap bintang yang disesuaikan pula dengan berbagai hukum fisik yang berada sekitar bumi, berbagai teori dikemukakan bagi mengisi kekosongan pada ruangan jawaban yang dicetuskan misteri alam itu.
Teori ini dipakai ahli astronomi adalah teori yang sama digunakan alat penyedot gas hampa – kekuatan lubanghitam terjadi berikutan tarikan gravitasi dalam lubang itu adalah kuat berbanding dengan tarikan sekelilingnya. Justru, apa saja yang menghampirinya akan disedot.
Bagaimanapun, kekuatan gravitasinya ‘luar biasa’ dan amat dahsyat. Dikatakan jika kekuatan gravitasi ituwujud di bumi, ia akan menjadikan ukuran planet ini menjadi sekecil bola yang berjejari sekitar satu sentimeter.
Teori lobang hitam sebenarnya dikemukakan lebih 200 tahun lalu. Pada 1783, ilmuwan Barat, John Mitchell mencetuskan teori mengenai kemungkinan wujudnya lubang hitam selepas beliau meneliti teori graviti Isaac Newton.
Beliau berpendapat jika objek yang dilemparkan tegak lurus ke atas akan terlepas dari pengaruh gravitasi bumi selepas mencapai kejahuan lebih 11 kilometer perdetik, maka tentu ada planet atau bintang lain yangmemiliki gravitasi lebih besar daripada bumi.
Bagaimanapun, perkataan ‘lubang hitam’ pertama kali digunakan ahli fisika Amerika Syarikat, John Archibald Wheeler pada 1968. Wheeler memberi nama tersebut karena lubang hitam tidak dapat dilihat, cahaya turut ditarik ke dalamnya sehingga kawasan sekitarnya menjadi gelap.
Menurut teori evolusi bintang, asal lubang hitam adalahsejenis bintang biru yang memiliki suhu permukaan melebihi 25,000 darajat Celcius. Ketika pembakaran hidrogen di bintang biru yang memakan waktu kira-kira 10 juta tahun selesai, ia menjadi bintang biru raksasa.
Kemudian, bintang itu menjadi dingin dan bertukar kepada bintang merah raksasa. Dalam fase itulah, akibat tarikan gravitasinya sendiri, bintang merah raksasa mengalami ledakan dahsyat atau disebut Supernova dan menghasilkan dua jenis bintang iaitu bintang Netron dan lubang hitam.
Pengamatan dari teleskop sinar-X ruang angkasa selama lebih dari satu dekade, menunjukkan kekuatan tarikan gravitasi lubang itu menyebabkan ada bintang yang hancur dan ditelan olehnya.
Sebelum ini, ahli astronomi sudah melihat bagaimana lubang hitam menyedot gas yang berterbangan di sekitarnya. Gas yang disedot itu menjadi panas sehingga memancarkan radiasi dalam berbagai panjang gelombang, mulai daripada gelombang radio hingga gelombang cahaya tampak dan sinar-X.
Berdasarkan pengamatan, ahli astronomi dari Max Planck Institute for Extraterrestrial Physics, Jerman, pernah melihat sebuah bintang yang mendekati lubanghitam raksasa akhirnya lhilang ditelan lubang itu.
Lubang hitam raksasa yang dilihat itu berada di pusat galaksi RX J1242-11 yang jaraknya dianggarkan 700 juta tahun cahaya dari bumi. Bintang yang disedut lubang hitam itu pula memiliki ukuran sebesar matahari sistem tata surya kita.
Bintang itu hancur sedikit demi sedikit dan disedot ke dalam lubang itu selama beberapa hari. Pada peringkatawalnya, bintang itu kehilangan gas yang berada di sekelilingnya.
Selepas itu, bintang itu menjadi panas hingga jutaan darajat Celcius dan hilang ditelan lubang hitam. Dalam proses itu, ia melepaskan tenaga yang kuat iaitu setara dengan tenaga yang dihasilkan pada ledakan Supernova.
Ahli astronomi mengesan kedudukan lubang hitam dengan memperhatikan cahaya di sekitar bintang ataupun gas di angkasa. Apabila di suatu tempat itu tidak ditemui cahaya tetapi di sekitarnya terdapat banyak objek angkasa menuju ke satu titik dengan kecepatan tinggi sebelum hilang, maka titik tersebut ditandakan sebagai lubang hitam.
Terdapat banyak lubang hitam di seluruh semesta malah ada teori yang mengatakan di galaksi Bima Saktiini juga terdapat sebuah lubang hitam. Justru timbul persoalan sama, apakah matahari dan planet yang mengelilinginya termasuk bumi akan disedut lubang hitam itu?
Ahli astronomi memberikan jawaban, ‘tidak’ karena berbanding galaksi lain, lubang hitam di Bima Sakti dikatakan dalam keadaan tenang disebabkan sedikit saja objek sekitar yang disedotnya.
Misteri yang menyelubungi lubang hitam akan terus menarik minat ahli astronomi sehingga satu jawaban yang benar diperoleh. Selagi manusia belum mampu menjelajah jauh ke luar angkasa, saat itu pula jawapbn itu gagal diperoleh dan berbagai teori tanpa bukti akanterus dikemukakan bagi ‘menyelesaikan’ misteri alam itu.
Fakta: Lubang Hitam
Dikenal sebagai ‘bintang hitam’ dan ‘singularitas’.
Ditemukan pada 1783 oleh John Mitchell.
Luasnya melebihi ukuran matahari.
Menyedot apa saja di sekelilingnya termasuk bintang dan cahaya.
Teori sedotan akibat tarikan gravitasi di lubang hitam lebih kuat dari kawasan sekitarnya.
Teori menyatakan ia terjadi akibat letusan Supernova bintang merah raksasa
.

Asal - Usul Danau Maninjau


Alkisah, di sebuah daerah di Sumatra Barat ada sebuah gunung berapi yang amat tinggi bernama Gunung Tinjau. Di puncaknya terdapat sebuah kawah yang luas, dan di kakinya terdapat beberapa perkampungan. Penduduknya hidup makmur dan sejahtera, karena mereka sangat rajin bertani. Di samping itu, tanah yang ada di sekitar Gunung Tinjau amat subur, karena sering mendapat pupuk alami berupa abu gunung.
Di salah satu perkampungan di kaki Gunung Tinjau itu tinggal sepuluh orang bersaudara yang terdiri dari sembilan lelaki dan seorang perempuan. Penduduk sekitar biasa memanggil mereka Bujang Sembilan. Kesepuluh orang bersaudara tersebut adalah Kukuban, Kudun, Bayua, Malintang, Galapuang, Balok, Batang, Bayang, dan lelaki termuda bernama Kaciak. Sementara adik mereka yang paling bungsu adalah seorang perempuan bernama Siti Rasani, akrab dipanggil Sani. Kedua orangtua mereka sudah lama meninggal, sehingga Kukuban sebagai anak sulung menjadi kepala rumah tangga. Semua keputusan ada di tangannya.
Kesepuluh bersaudara tersebut tinggal di sebuah rumah peninggalan kedua orangtua mereka. Untuk memenuhi kebutuhannya, mereka menggarap lahan pertanian yang cukup luas warisan kedua orangtua mereka. Mereka sangat terampil bertani, karena mereka rajin membantu ayah dan ibunya ketika keduanya masih hidup. Di samping itu, mereka juga dibimbing oleh paman mereka yang bernama Datuk Limbatang, yang akrab mereka panggil Engku.
Datuk Limbatang adalah seorang mamak di kampung itu dan mempunyai seorang putra yang bernama Giran. Sebagai mamak, Datuk Limbatang memiliki tanggungjawab besar untuk mendidik dan memerhatikan kehidupan warganya, termasuk kesepuluh orang kemenakannya tersebut. Untuk itu, setiap dua hari sekali, ia berkunjung ke rumah Kukuban bersaudara untuk mengajari mereka keterampilan bertani dan berbagai tata cara adat daerah itu. Tak jarang pula Datuk Limbatang mengajak istri dan putranya ikut serta bersamanya.
Pada suatu hari, ketika Datuk Limbatang bersama istri dan Giran berkunjung ke rumah Bujang Sembilan, secara tidak sengaja Sani saling berpandangan dengan Giran. Rupanya, kedua pemuda dan gadis itu sama-sama menaruh hati. Giran pun mengajak Sani untuk bertemu di sebuah ladang di pinggir sungai. Dengan hati berdebar, Giran pun mengungkapkan perasaannya kepada Sani.
“Sudahlama merendam selasih
Barulah kini mau mengembang
Sudah lama kupendam kasih
Barulah kini bertemu pandang”

“Telah lama orang menekat
Membuat baju kebaya lebar
Sudah lama abang terpikat
Hendak bertemu dada berdebar”

“Rupa elok perangaipun cantik
Hidupnya suka berbuat baik
Orang memuji hilir dan mudik
Siapa melihat hati tertarik”

“Dik, Sani! Wajahmu cantik nan elok, perangai baik nan berhati lembut. Maukah engkau menjadi kekasih Abang?” tanya Giran.
Pertanyaan itu membuat jantung Sani berdetak kencang. Dalam hatinya, ia juga suka kepada Giran. Maka ia pun membalasnya dengan untaian pantun.
“Buah nangka dari seberang
Sedap sekali dibuat sayur
Sudah lama ku nanti abang
Barulah kini dapat menegur”

“Jika roboh kota Melaka
Papan di Jawa saya tegakkan
Jika sungguh Kanda berkata
Badan dan nyawa saya serahkan”

            Alangkah senang hati Giran mendengar jawaban dari Sani. Ia benar-benar merasa bahagia karena cintahnya bersambut.
            Maka sejak itu, Giran dan Sani menjalin hubungan kasih. Pada mulanya, keduanya berniat untuk menyembunyikan hubungan mereka. Namun karena khawatir akan menimbulkan fitnah, akhirnya keduanya pun berterus terang kepada keluarga mereka masing-masing. Mengetahui hal itu, keluarga Giran dan Sani pun merasa senang dan bahagia, karenahal tersebut dapat mempererat hubungan kekeluargaan mereka. Sejak menjalin hubungan dengan Sani, Giran seringkali berkunjung ke rumah Bujang Sembilan. Bahkan, ia sering membantu Bujang Sembilan bekerja di sawah.
            Ketika musim panen tiba, semua penduduk kampung memperoleh hasil yang melimpah. Untuk merayakan keberhasilan tersebut, para pemuka adat dan seluruh penduduk bersepakat untuk mengadakan gelanggang perhelatan, yaitu adu ketangkasan bermain silat. Para pemuda kampung menyambut gembira acara tersebut. Dengan semangat berapi-api, mereka segera mendaftarkan diri kepada panitia acara. Tidak ketinggalan pula Kukuban dan Giran turut ambil bagian dalam acara tersebut.
            Pada hari yang telah ditentukan, seluruh peserta berkumpul di sebuah tanah lapang. Sorak sorai penonton pun terdengar mendukung jagoannya masing-masing. Beberapa saat kemudian, panitia segera memukul gong pertanda acara dimulai. Rupanya, Kukuban mendapat giliran pertama tampil bersama seorang lawannya dari dusun tetangga. Tampak keduanya saling berhadap-hadapan di tengah arena untuk saling adu ketangkasan. Siapa pun yang menang dalam pertarungan itu, maka dia akan melawan peserta berikutnya. Ternyata, Kukuban berhasil mengalahkan lawannya. Setelah itu, peserta berikutnya satu per satu masuk ke arena gelanggang perhelatan untuk melawan Kukuban, namun belum seorang pun yang mampu mengalahkannya. Masih tersisa satu peserta lagi yang belum maju, yakni si Giran. Kini, Kukuban menghadapi lawan yang seimbang.
            “Hai, Giran! Majulah kalau berani!” tantang Kukuban.
“Baiklah, Bang! Bersiap-siaplah menerima seranganku!” jawab Giran dan langsung menyerang Kukuban.
            Maka terjadilah pertarungan sengit antara Giran dan Kukuban. Mulanya, Giran melakukan serangan secara bertubi-tubi ke arah Kububan, namun semua serangannya mampu dielakkan oleh Kukubun. Beberapa saat kemudian, keadaan jadi terbalik. Kukuban yang balik menyerang. Ia terus menyerang Giran dengan jurus-jurus andalannya secara bertubi-tubi. Giran pun terdesak dan kesulitan menghindari serangannya. Pada saat yang tepat, Kukuban melayangkan sebuah tendangan keras kaki kirinya ke arah Giran. Giran yang tidak mampu lagi menghindar, terpaksa menangkisnya dengan kedua tangannya.
            Aduh, sakit…! Kakiku patah!” pekik Kukuban dan langsung berguling di tanah sambil menjerit kesakitan.
            Rupanya, tangkisan Giran itu membuat kaki kirinya patah. Ia pun tidak mampu lagi melanjutkan pertandingan dan dinyatakan kalah dalam gelanggang tersebut. Sejak itu, Kukuban merasa kesal dan dendam terhadap Giran karena merasa telah dipermalukan di depan umum. Namun, dendam tersebut dipendamnya dalam hati.
            Beberapa bulan kemudian, dendam Kukuban yang dipendam dalam hati itu akhirnya terungkap juga. Hal itu bermula ketika suatu malam, yakni ketika cahaya purnama menerangi perkam         pungan sekitar Gunung Tinjau, Datuk Limbatang bersama istrinya berkunjung ke rumah Bujang Sembilan. Kedatangan orangtua Giran tersebut bukan untuk mengajari mereka cara bercocok tanam atau tata cara adat, melainkan ingin menyampaikan pinangan Giran kepada Sani.
            “Maaf, Bujang Sembilan! Maksud kedatangan kami kemari ingin lebih mempererat hubungan kekeluargaan kita,” ungkap Datuk Limbatang.
            “Apa maksud, Engku?” tanya si Kudun bingung.
            “Iya, Engku! Bukankah hubungan kekeluargaan kita selama ini baik-baik saja?” sambung Kaciak.
            “Memang benar yang kamu katakan itu, Anakku,” jawab Datuk Limbatang yang sudah menganggap Bujang Sembilan seperti anaknya sendiri.
            “Begini, Anak-anakku! Untuk semakin mengeratkan hubungan keluarga kita, kami bermaksud menikahkan Giran dengan adik bungsu kalian, Siti Rasani,” ungkap Datuk Limbatang.
            “Pada dasarnya, kami juga merasakan hal yang sama, Engku! Kami merasa senang jika Giran menikah dengan adik kami. Giran adalah pemuda yang baik dan rajin,” sambut si Kudun.
            Namun, baru saja kalimat itu lepas dari mulut si Kudun, tiba-tiba terdengar suara bentakan yang sangat keras dari Kukuban.
            “Tidak! Aku tidak setuju dengan pernikahan mereka! Aku tahu siapa Giran,” seru Kukuban dengan wajah memerah.
            “Dia pemuda sombong, tidak tahu sopan santun dan kurang ajar. Dia tidak pantas menjadi suami Sani,” tambahnya.
            “Mengapa kamu berkata begitu, Anakku? Adakah perkataan atau perilakunya yang pernah menyinggung perasaanmu?” tanya Datuk Limbatang dengan tenang.
            “Ada, Engku! Masih ingatkah tindakan Giran terhadapku di gelanggang perhelatan beberapa bulan yang lalu? Dia telah mematahkan kaki kiriku dan sampai sekarang masih ada bekasnya,” jawab Kukuban sambil menyingsingkan celana panjangnya untuk memperlihatkan bekas kakinya yang patah.
            “Oooh, itu!” jawab Datuk Limbatang singkat sambil tersenyum.
            “Soal kaki terkilir dan kaki patah, kalah ataupun menang dalam gelanggan itu hal biasa. Memang begitu kalau bertarung,” ujar Datuk Limbatang.
            “Tapi, Engku! Anak Engku telah mempermalukanku di depan orang banyak,” sambut Kukuban.
            “Aku kira Giran tidak bermaksud mempermalukan saudaranya sendiri,” kata Datuk Limbatang.
            “Ah, itu kata Engku, karena ingin membela anak sendiri! Di mana keadilan Engku sebagai pemimpin adat?” bantah Kukuban sambil menghempaskan tangannya ke lantai.
Semua yang ada dalam pertemuan itu terdiam. Kedelapan saudaranya tak satu pun yang berani angkat bicara. Suasana pun menjadi hening dan tegang. Kecuali Datuk Limbatang, yang terlihat tenang.
“Maaf, Anakku! Aku tidak membela siapa pun. Aku hanya mengatakan kebenaran. Keadilan harus didasarkan pada kebenaran,” ujar Datuk Limbatang.
“Kebenaran apalagi yang Engku maksud. Bukankah Giran telah nyata-nyata mencoreng mukaku di tengah keramaian?”
“Ketahuilah, Anakku! Menurut kesaksian banyak orang yang melihat peristiwa itu, kamu sendiri yang menyerang Giran yang terdesak dengan sebuah tendangan keras, lalu ditangkis oleh Giran. Tangkisan itulah yang membuat kakimu patah. Apakah menurutmu menangkis serangan itu perbuatan curang dan salah?” tanya Datuk Limbatang.
Kukuban hanya terdiam mendengar pertanyaan itu. Walaupun dalam hatinya mengakui bahwa apa yang dikatakan Datuk Limbatang adalah benar, tetapi karena hatinya sudah diselimuti perasaan dendam, ia tetap tidak mau menerimanya.
“Terserah Engku kalau tetap mau membela anak sendiri. Tapi, Sani adalah adik kami. Aku tidak akan menikahkan Sani dengan anak Engku,” kata Kukuban dengan ketus.
“Baiklah, Anakku! Aku juga tidak akan memaksamu. Tapi, kami berharap semoga suatu hari nanti keputusan ini dapat berubah,” kata Datuk Limbatang seraya berpamitan pulang ke rumah bersama istrinya.
Rupanya, Siti Rasani yang berada di dalam kamar mendengar semua pembicaraan mereka. Ia sangat bersedih mendengar putusan kakak sulungnya itu. Baginya, Giran adalah calon suami yang ia idam-idamkan selama ini. Sejak kejadian itu, Sani selalu terlihat murung. Hampir setiap hari ia duduk termenung memikirkan jalah keluar bagi masalah yang dihadapinya. Begitupula si Giran, memikirkan hal yang sama. Berhari-hari kedua pasangan kekasih itu berpikir, namun belum juga menemukan jalan keluar. Akhirnya, keduanya pun sepakat bertemu di tempat biasanya, yakni di sebuah ladang di tepi sungai, untuk merundingkan masalah yang sedang mereka hadapi.
            “Apa yang harus kita lakukan, Dik?” tanya Giran.
            “Entahlah, Bang! Adik juga tidak tahu harus berbuat apa. Semua keputusan dalam keluarga Adik ada di tangan Bang Kukuban. Sementara dia sangat benci dan dendam kepada Abang,” jawab Sani sambil menghela nafas panjang.
            Beberapa lama mereka berunding di tepi sungai itu, namun belum juga menemukan jalan keluar. Dengan perasaan kalut, Sani beranjak dari tempat duduknya. Tiba-tiba sepotong ranting berduri tersangkut pada sarungnya.
            “Aduh, sarungku sobek!” teriak Sani kaget.
            “Wah, sepertinya pahamu tergores duri. Duduklah Adik, Abang akan mengobati lukamu itu!” ujar Giran.
           
            Giran pun segera mencari daun obat-obatan di sekitarnya dan meramunya. Setelah itu, ia membersihkan darah yang keluar dari paha Sani, lalu mengobati lukanya. Pada saat itulah,     tiba-tiba puluhan orang keluar dari balik pepohonan dan segera mengurung keduanya. Mereka adalah Bujang Sembilan bersama beberapa warga lainnya.
            “Hei, rupanya kalian di sini!” seru Kukuban.
            Giran dan Sani pun tidak tahu harus berbuat apa. Keduanya benar-benar tidak menyangka jika ada puluhan orang sedang mengintai gerak-gerik mereka.
            “Tangkap mereka! Kita bawa mereka ke sidang adat!” perintah Kukuban.
            “Ampu            n, Bang! Kami tidak melakukan apa-apa. Saya hanya mengobati luka Sani yang terkena duri,” kata Giran.
            “Dasar pembohong! Aku melihat sendiri kamu mengusap-usap paha adikku!” bentak Kukuban.
            “Iya benar! Kalian telah melakukan perbuatan terlarang. Kalian harus dibawa ke sidang adat untuk dihukum,” sambung seorang warga.
            Akhirnya, Giran dan Sani digiring ke kampung menuju ke ruang persidangan. Kukuban bersama kedelapan saudaranya dan beberapa warga lainnya memberi kesaksian bahwa mereka melihat sendiri perbuatan terlarang yang dilakukan oleh Giran dan Sani. Meskipun Giran dan Sani telah melakukan pembelaan dan dibantu oleh Datuk Limbatang, namun persidangan memutuskan bahwa keduanya bersalah telah melanggar adat yang berlaku di kampung itu. Perbuatan mereka sangat memalukan dan dapat membawa sial. Maka sebagai hukumannya, keduanya harus dibuang ke kawah Gunung Tinjau agar kampung tersebut terhindar dari malapetaka.
            Keputusan itu pun diumumkan ke seluruh penjuru kampung di sekitar Gunung Tinjau. Setelah itu, Giran dan Sani diarak menuju ke puncak Gunung Tinjau dengan tangan terikat di belakang. Sesampainya di pinggir kawah, mata mereka ditutup dengan kain hitam. Sebelum hukuman dilaksanakan, mereka diberi kesempatan untuk berbicara.
            “Wahai kalian semua, ketahuilah! Kami tidak melakukan perbuatan terlarang apa pun. Karena itu, kami yakin tidak bersalah,” ucap Giran.
            Setelah itu, Giran menengadahkan kedua tanganya ke langit sambil berdoa.
            “Ya Tuhan! Mohon dengar dan kabulkan doa kami. Jika kami memang benar-benar bersalah, hancurkanlah tubuh kami di dalam air kawah gunung yang panas ini. Akan tetapi, jika kami tidak bersalah, letuskanlah gunung ini dan kutuk Bujang Sembilan menjadi ikan!”
            Usai memanjatkan doa, Giran dan Sani segera melompat ke dalam kawah. Keduanya pun tenggelam di dalam air kawah. Sebagian orang yang menyaksikan peristiwa itu diliputi oleh rasa tegang dan cemas. Jika Giran benar-benar tidak bersalah dan doanya dikabulkan, maka mereka semua akan binasa. Ternyata benar. Permohonan Giran dikabulkan oleh Tuhan. Beberapa saat berselang, gunung itu tiba-tiba bergetar dan diikuti letusan yang sangat keras. Lahar panas pun menyembur keluar dari dalam kawah, mengalir menuju ke perkampungan dan menghancurkan semua yang dilewatinya. Semua orang berusaha untuk menyelamatkan diri. Namun, naas nasib mereka. Letusan Gunung Tinjau semakin dahsyat hingga gunung itu luluh lantak. Tak seorang pun yang selamat. Bujang Sembilan pun menjelma menjadi ikan.

Cara orang nasrani dan yahudi untuk menghancurkan islam


Sumber : Dari seorang mualaf. Dia asalnya adalah seorang misionaris yang ditugaskan untuk mengkristenisasikan Indonesia.
Menurut pengakuan dia :

Islam yang harus pertama hancur oleh yahudi dan nasrani adalah pulau jawa : Jawa barat, Jawa tengah, Jawa timur. Kenapa ketiga pulau ini sasaran utama harus hancur? Karena ketiga pulau ini adalah basis pesantren.
Yang kedua adalah pulau Kalimantan dan yang ketiga pulau Sumatera.
Yang paling harus hancur oleh kaum yahudi dan nasrani adalah jawa barat suku sunda.
Kenapa sebabnya? Karena orang sunda itu paling sulit diajak untuk masuk agama mereka.

Dulu tugas dia untuk menghancukan islam yang pertama dengan makanan yang dimakan oleh umat islam harus mengandung minyak babi, 92% produksi orang kafir dimakan oleh orang islam.

Dia sangat yakin kalau semua makanan produksi orang kafir itu mengandung minyak babi dan Galatine ( Sumsum babi )

Dia menghimbau kepada kita untuk selalu membaca dahulu komposisi makanan yang akan kita beli. Kata dia harus jelas dulu label halalnya, harus jelas dulu ijin departemen kesehatannya, harus jelas dulu ijin departemen kehakimannya.
Karena yang mengeluarkan label halal bukan MUI tapi pemerintahan departemen kesehatan.

Dia pernah membuat ice cream dan permen, di departemen kesehatan tidak tercantum lechitine dan galatine padahal ice cream dan permen tersebut mengandung lechitine (minyak babi) dan galatine (sumsum babi).

“Dan orang-orang yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kita sebelum kita masuk golongan mereka”

Maka dengan berbagai cara mereka akan menghancurkan islam.

Makanan yang harus diwaspadai oleh orang islam adalah :

1. Ice Cream
Berhati-hatilah kamu yang suka membeli ice cream di toko-toko. Karena belum ada Ice Cream buatan seorang Haji yang dipasarkan di toko-toko atau supermarket.
Karena dia juga dulu pernah mempunyai pabrik Ice cream dan sama memakai label halal karena menempuh label halal itu ke empat instansi :
Yang pertama ke POM
Yang kedua ke departemen kesehatan
Yang ketiga departemen kehakiman setelah dikasih no registred dating ke MUI dan daftar.
Sekarang kita pakail logika ke empat instansi tersebut apakah diam di pabriknya atau tidak? TIDAK.
Hewan yang namanya babi tidak akan terbuang satupun termasuk kotorannya yang dijadikan pupuk di kebun-kebun kita.
70% daging babi dipakai untuk makanan yang diproduksi oleh orang-orang kafir.
Dan 30% lagi dipakai untuk lipstick, bedak, handbody, odol, sikat gigi, kapsul, vitamin, campuran untuk makan-makanan dan minum-minuman.

2. Daging Ayam
Berhati-hatilah yang suka membeli danging ayam di supermarket dan di pasar-pasar. Karena kita ketahui sekarang untuk menyembelih ayam itu sudah memakai mesin.
Kalau begitu daging ayam tersebut apakah halal atau haram? Jelas HARAM.
Binatang yang disembelih tanpa menyembut asma Alloh itu HARAM untuk dimakan.

3. Coklat
Kalau mau membeli coklat baca dahulu komposisinya. Setiap produksi orang kafir tidak akan mungkin menggunakan bahasa Indonesia pasti menggunakan bahasa inggris. Pasti ada tulisan lecithine ( lemak / minyak babi ). Sekarang coklat sudah berubah pasti tidak akan mencantumkan lechitine doang tapi di depannya ada tulisan Soya Lechitine, Lechitine Nabati, Vegetable Oil. Hati-hati jangan sampai tertipu.

4. Permen
Dia bernai digantung jika permen tidak menggunakan minyak dan sumsum babi karena dia juga dulu pernah membuat permen tetap menggunakan minyak dan sumsum babi.

5. Keju
Keju tidak hanya terbuat dari susu murni.
Minyak dan Sumsum babi juga termasuk kedalam bahan pembuatan keju.

6. Mie
Mie buatan orang kafir juga mengandung minyak dan sumsum babi.

7. Dendeng
(Pas sedang menerangkan rekamannya berhenti jadi saya tidak tau kenapa. Alangkah baiknya kita mewaspadai makanan diatas)

Selain dari makanan umat yahudi dan nasrani juga menghancurkan islam lewat mode :
Mode berasal dari Negara Perancis. Negara Perancis merupakan pemasok dana terbesar ke Indonesia untuk menghancurkan islam. Dan korbannya adalah perempuan.
Jangan tanya kenapa kita semua sering melihat anak muda jaman sekarang berpakaian seperti apa. Sedangkan dalam al quran sudah dijelaskan bagaimana cara berpakaian yang baik.

Lewat acara TV :
Sekarang sudah banyak acara tv yang sudah membodohi kita semua sehingga orang islam lalai terhadap ibadah.